THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Selasa, 08 Juni 2010

Aku dan Ibu







Bismillahirrahmaanirrahim...
Assalamu'alaikum sobat semua.... ? Apa kabar kamu hari ini? *shout it : LUAR BIASA!

Oke, tak usah lah berbasa basi ria...
Sebelumnya afwan,lama nggak posting blog dikarenakan baru menjalani misi penyembuhan (read: rehat dari kesakitan yg luar biasa).

Hmm... Posting-ku kali ini kenapa berjudul aku dan Ibu? Apa sih pentingnya Ibu? Dia siapa? insyaallah akan terjawab dengan versiku tentunya !!
Versi-ku, Ibu itu malaikat yang berwujud nyata diciptakan untuk mencintai,melindungi,menyayangi,dan merawat kita sepanjang masa. Nggak ada keluh kesah untuk masa depan kita. Kalian tahu, ternyata beliau udah merencanakan masa depan kita bagaimana. Hmm... seseorang pernah discuss denganku mengenai ini. Aku bilang, Ibu hanya perlu kepatuhan kita padanya, Ibu tak membutuhkan kecantikan/ketampanan kita, tak butuh kepintaran kita, tak butuh seberapa kaya-nya kita kelak. Yang beliau butuhkan, adalah cinta dan ketulusan kasih kita padanya. Egoiskah jika aku bilang kita harus menuruti pinta beliau semuanya (selama tak bertentangan dengan syari'at agama kita) ? Sobat, aku mencintai Ibu namun cintaku tak sanggup menyamai cinta Ibu padaku. Aku menyayangi beliau tapi tak pernah bisa membalas kasihnya seutuh hidupku. Maka dari itu, aku (mungkin kalian juga), ingin dengan segenap hati membahagiakan Ibu. 

Sobat, boleh ya aku bercerita sedikit pengalamanku disini...? *Shout it : TENTU... (disertai applause standing),,, hehehehe

Aku dilahirkan prematur 17 tahun lalu disebuah rumah sakit umum di kota kelahiranku. Ya, saat itu usia kehamilan ibuku baru 7 bulan. Malam, Ibuku mengeluh sakit pada Ayahku. Saat itu mereka sedang berbincang-bincang ria. Malam terus berjalan dan dengan tak sabarnya, aku yg masih di dalam kandungan bergejolak hebat di perut ibuku. Kadang aku berfikir, jahatnya aku saat itu. Kerap dan selalu membuatnya meringis kesakitan. Kadang kutendang-lah, dan pastinya gerakan-gerakan usilku menimbulkan rasa sakit yang tak terkira. Namun sobat, Ibu masih tersenyum atas reaksi kita yang seperti itu. Ibu malah senang dan bangga atas kita yang memenuhi ruang-ruang citanya. Ah, itulah engkau bu.. Lanjut!! Sampai pukul 12 malam, aku masih bandel ingin keluar dari perutnya. Ibu dan ayah sangat panik malam itu, namun tak tega merepotkan orang disekitar mereka (nenekku, paman dan bibiku). Hingga akhirnya, ayah cuma bisa bilang "Sabar bu, kita tunggu sampai adzan subuh saja. Saat banyak orang sudah terjaga dari tidurnya." Waaooww... perfect! Ibuku menuruti perintah ayah. Menahan rasa sakit ,berjuang segenap hati menunggu lantunan adzan subuh. Tapi disela-sela penantiannya, ia dendangkan sholawat nabi sembari mengusap-usapku yang bandel di perutnya.
"Sabar ya sayang, sebentar lagi kita akan bertemu. Kamu akan melihat indahnya dunia. Maaf ya sayang, mungkin dunia itu tak seindah tempatmu sebelumnya yakni surga. Namun Ibu, Ayah dan kakakmu amat sangat mengharap kehadiranmu dengan sehat di dunia ini." ucapnya lirih

Subuh pun tiba,seusai sholat dengan duduk, Ibu benar-benar sudah tak tahan. Ada suatu cairan yang membasahi mukena bagian bawahnya. Ayah dengan refleks, membopong ibuku keluar rumah. Mereka menuju rumah nenek dan paman yang letaknya tak jauh dari rumahku. Sampai akhirnya pamanku tahu keadaan ini, Ayah malah diomeli habis-habisan.
"Orang mau lahiran kok disuruh nahan, gimana sih ini!! Seharusnya tadi malam langsung kau bawa ke Rumah Sakit!"
Ayah terdiam. Ibu menangis. Mereka pun mengantar Ibu hingga ke ruang operasi..
Tak sampai disitu penderitaan Ibuku, sobat...
Pukul 05.00 pagi, aku masih bandel, angkuh dan sok. Tak mau keluar dari rahim 'malaikatku'. Masih betah 'disana'.
Hingga baru pukul 10.00 pagi, akhirnya dengan tulus aku menengok dunia baruku.

THE END!
Hmm.. Itulah sekelumit ceritaku tentang malaikatku. Waktu beliau menceritakan ini pertama kali padaku dan kakakku, sejatinya beliau menitikkan airmata. Tapi, beliau tak mau terlihat sedih oleh kenangan manis itu. Masih berusaha tersenyum... Padahal aku tahu betul, diujung matanya ada butiran halus yang hendak menetes. Dihapuslah cepat-cepat butiran itu.

Sobat.... Aku pernah gagal dalam banyak hal. Terutama pendidikanku. Namun, selalu dan selalu, Ibu tak pernah sekalipun memarahiku. Dalam hal itu, jelaslah merosotnya prestasiku akbibat ketidakseriusannya aku sendiri. Tapi dengan sabar, Ibu memberiku motivasi, kata-kata penyemangat, dll. Huh.. kadang terlintas dibenakku, apa kelak, saat aku jadi seorang Ibu (insyaallah) aku bisa seperti beliau? Berjuang segenap jiwa untuk sang buah hati? Ya Allah, betapa besarnya rahmat-Mu yang memberikan masing-masing dari kita seorang malaikat yang tak ternilai harganya.

Pertanyaanku sobat, hingga nafas kita berhembus, apa yang sudah kalian lakukan untuk malaikat kalian tersebut?



Kalau jawabanku, masih sedikit. Ibarat seujung kuku, bagaikan satu debu.. 

Love you mom..
Ibu
Ummi
Mama
Moomy
Emak
Nyak

apalah panggilan kalian terhadap beliau... Beliau tetap dan selamanya menjadi malaikat dalam hidup kalian. So, yuk kita berusaha membalas semua pengorbanannya untuk kita (meski bersifat mustahil usaha kita akan melunasi pengorbanan-pengorbnannya). Setidaknya, kita buat sesering mungkin beliau tersenyum bangga pada kita. Ok!

Let's do it from NOW!!



Oleh: Bintang-Bintang Malam, @ beranda inspirasi,
Selasa, 8 Juni 2010


0 komentar:

my lovly slide